Sejak 2001, Janet Steele dan Andreas Harsono, mengampu sebuah kelas di Yayasan Pantau soal menulis panjang. Mereka mengikuti gerakan Tom Wolfe yang menggabungkan disiplin jurnalisme, riset akademis dan daya pikat sastra.

Sejak 1980an, suratkabar maupun website di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan video membuat media cetak tampil dengan laporan mendalam. Kini website The New York Times, The New Yorker, masuk ke format penulisan panjang. Ini belum lagi industri buku.  

Yayasan Pantau kembali buka kelas baru selama dengan 12 sesi. Setiap hari diadakan dua sesi –pukul 10-12 dan pukul 13-15– agar peserta tak terlalu lelah.

Peserta adalah orang yang biasa menulis. Bisa wartawan, bisa aktivis organisasi nirlaba, akademisi, dan terutama orang yang hendak menulis panjang. Peserta maksimal 15 orang. Calon peserta diharapkan mengirim biodata dan contoh tulisan. Biaya pendaftaran Rp 3.5 juta.

INSTRUKTUR

Janet Steele dari George Washington University, spesialisasi sejarah media, mengajar mata kuliah narrative journalism. Menulis buku Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, Email dari Amerika serta Mediating Islam: Cosmopolitan Journalisms in Muslim Southeast Asia.

Andreas Harsono dari Human Rights Watch, salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen, Institut Studi Arus Informasi, serta Yayasan Pantau, anggota International Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Menulis antologi “A9ama” Saya Adalah Jurnalisme.

Andreas Harsono

Sesi 1: Pembukaan: perkenalan, membicarakan silabus dan membagi tugas.

Diskusi soal jurnalisme dengan The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Diskusi tentang persoalan etika, pengelolaan emosi pembaca dan sebagainya.

Bacaan: The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel. Buku Sembilan Elemen Jurnalisme terjemahan karya Kovach dan Rosenstiel disediakan dalam paket.

Sesi 2: Perkakas Menulis – Diskusi sebagian dari 50 “perkakas menulis” dengan memakai buku Roy Peter Clark dari Poynter Institute. Bagaimana melihat tata bahasa? Soal dialek bagaimana? Kapan kalimat pasif digunakan? Mengapa korban bisa ditonjolkan lewat kalimat pasif?

Bacaan: Fifty Writing Tools: Quick List.” Bila Anda biasa, atau sedang belajar menulis dalam bahasa Inggris, tak rugi beli buku Writing Tools karya Clark.

Tugas: Bikinlah deskripsi dengan padat. Manfaatkan indra penciuman, pendengaran, warna, gerakan, kasar-halus, kontras (lucu, aneh, menarik) dan sebagainya. Hindarkan klise macam “nyiur melambai” atau “angin sepoi-sepoi.” Bikin deskripsi yang akan menarik perhatian pembaca! Maksimal 500 kata.

Sesi 3: Teknik wawancara termasuk sumber anonim, referensi kedua. Bagaimana dengan liputan trauma karena kekerasan seksual, kekerasan fisik, kebakaran, bencana alam?

Bacaan: “Tujuh Kriteria Sumber Anonim” serta “Ten Tips for Better Interviews.”

Sesi 4: Diskusi soal struktur feature dan narasi.

Bacaan: “Feature: Ibarat Menggoreng Telur Mata Sapi” oleh Andreas Harsono serta “Narasi: Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono.

Sesi 5: Liputan Agama dan Kepercayaan: Persoalan kebebasan beragama dan berkeyakinan jadi makin penting sejak kejatuhan Presiden Soeharto pada 1998. Banyak wartawan gamang meliputnya.

Bacaan: “Minoritas agama di Indonesia menghadapi diskriminasi” dan “Indonesia’s ‘Religious Harmony’ Regulation Brings Anything But” karya Andreas Harsono serta  “Keputusan MK Kemunduran bagi Kebebasan Beragama” dari Human Rights Watch. Bila ingin baca laporan, bacalah “In Religion’s Name: Abuses Agaisnt Religious Minorities in Indonesia.”

Sesi 6: Liputan kekerasan seksual adalah tantangan besar buat media di Indonesia, dari pelecehan seksual (tanpa kontak fisik) sampai pemerkosaan maupun diskriminasi terhadap perempuan.

Bacaan: “Nalar Pincang UGM atas Kasus Perkosaan” karya Citra Maudy dari Balairung; “Pelecehan Seksual di UNRI: Berdalih Hubungan Ayah-Anak” karya Reva Dina Asri dari Bahana Mahasiswa; “Indonesia Military Finally Ends Abusive ‘Virginity Test’” karya Andreas Harsono serta “Indonesian Women Speak Out on Dress Codes” dari Human Rights Watch.

Janet Steele

Sesi 7: Diskusi tentang kemungkinan jurnalisme sastrawi untuk keperluan suratkabar, lebih praktis, serta sejarah dan perbedaan antara “new,” “literary” dan “narrative” journalism.

Bacaan: “The Girl of the Year” oleh Tom Wolfe; “Dua Jam Bersama Hasan Tiro” oleh Arif Zulkifli; “A Boy Who Was Like a Flower” oleh Anthony Shadid, “Bearing Witness in Syria: A Reporter’s Last Days,” oleh Tyler Hicks.

Sesi 8: Diskusi lanjutan tentang definisi jurnalisme sastrawi, dari Tom Wolfe hingga Mark Kramer, dan pengaruhnya pada perkembangan media di Amerika Serikat.

Tugas: Menulis tentang sebuah peristiwa yang disaksikan. Mulai dengan adegan, tanpa “penjelasan” berdasarkan karya Tom Wolfe “The Girl of the Year.” Topiknya bisa apa saja tapi yang bisa memikat pembaca untuk membaca narasi itu. Mohon tak membuat lebih panjang dari dua halaman, dua spasi agar semua peserta bisa mendapat bagian membacakan karyanya.

Sesi 9: Diskusi tentang pekerjaan rumah.

Bacaan: “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini; sebagian dari buku “In Cold Blood” karya Truman Capote dan kliping dari harian The New York Times pada 1959 “Wealthy Family, 3 of Family Slain.”

Sesi 10: Diskusi tentang immersion reporting berdasarkan karya Truman Capote “In Cold Blood” serta membandingkannya dengan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”

Tugas: Tulislah sebuah narasi dengan gaya orang pertama (“saya” atau “aku” atau “abdi” atau “gua” atau lainnya) untuk menggambarkan sebuah adegan. Gunakan model “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis, atau ”Bearing Witness in Syria,” oleh Tyler Hicks, dimana penulis memasukkan dirinya dalam laporannya. Bahan ini akan dibacakan di depan kelas. Panjang maksimal dua halaman, dua spasi.

Sesi 11: Diskusi tentang pekerjaan rumah yang dibuat berdasarkan “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” serta persoalan kata “saya.”

Bacaan: “Kehidupan Pengungsi Sampit di Pasar Keputran” oleh Marta Nurfaida, “It’s an Honor oleh Jimmy Breslin, “Buru, Menziarahi Negeri Penghabisan” oleh Amarzan Loebis.

Sesi 12: Diskusi tentang persoalan struktur narasi, dengan contoh ”Kehidupan Pengungsi Sampit di Pasar Keputran,” dan bagaimana memanfaatkan narasi dalam berita hangat (breaking news) dengan contoh “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin.

Penutupan

by:Yayasan Pantau

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *