Riset

Kursus

Buku

Diskriminasi dan Konflik Etnis di Indonesia

Admin Pantau

Fri, 20 July 2007

Pasca kejatuhan rezim Orde Baru konflik etnik yang disertai kekerasan meruyak, membuat kita kembali berpikir soal kebhinekaan Indonesia yang ternyata tidak ika.

Pasca kejatuhan rezim Orde Baru konflik etnik yang disertai kekerasan meruyak, membuat kita kembali berpikir soal kebhinekaan Indonesia yang ternyata tidak ika. Imaji Indonesia yang harmonis ternyata tak sepenuhnya benar. Satu per satu peristiwa kekerasan yang memakan korban jiwa muncul ke permukaan. Peristiwa Sampit adalah salah satunya.

Konflik etnis yang melibatkan suku Madura versus Dayak bermula dari retaknya relasi sosial kedua etnis itu karena persoalan-persoalan sosial dan budaya. Hal itu makin parah ketika hukum tak bisa ditegakkan dan pemerintah terkesan melakukan pembiaran terhadap konflik etnis itu.

Gerry van Klinken adalah salah satu Indonesianis yang mencurahkan perhatiannya pada persoalan ini. Sebagai Indonesianis yang khusyu mendalami konflik etnis, dia menelusuri persoalan Sampit itu dari kacamata sejarah. Ibarat pohon, dia mencari akar yang membuahkan kekerasan di Sampit. Hasil penelitian ini pula yang akan dipresentasikan dalam diskusi sejarah yang akan diadakan Pantau.

Tema : Diskriminasi dan Konflik Etnis di Indonesia

Waktu : Jumat, 27 Juli 2007 (pukul 14.00 – 16.00 wib)

Tempat : Pantau, Jalan Raya Kebayoran Lama No 18 CD Jakarta Selatan

(tempat terbatas, 20 peserta)

Dalam diskusi ini, Klinken akan membawa dokumen-dokumen primer terkait konflik Sampit. Diskusi ini merupakan pembuka dan stimulan bagi penyelenggaraan Kursus Sejarah di Pantau, yang jadwal dan silabusnya masih dibahas.

Gerry van Klinken. Peneliti di KITLV, Leiden. Objek studinya mengenai konflik etnik di sejumlah daerah di luar Jawa. Setelah meraih master geofisika pada 1978 dari Maquarie University, Sydney, dia mengajar fisika di sejumlah universitas baik di Indonesia maupun di Malaysia. Pada 1996 dia mulai mengalihkan fokus studinya pada studi Asia dan meraih PhD dari Grifith University, Brisbane, dengan spesialisasi sejarah Indonesia.

Klinken juga menjadi editor buat majalah Inside Indonesia yang terbit di Australia. Pada 2002-2004, dia menjadi penasehat riset untuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste (CAVR). Kini Klinken banyak melakukan studi mengenai konflik etnis, memori sejarah, dan transisi pascaotoritarianisme Orde Baru di Indonesia. Buku teranyarnya, Small Town Wars: Communal Violence and Democratization in Indonesia, akan terbit dalam bahasa Indonesia.

Pemesanan tempat dan informasi lengkap hubungi:

Dayu Pratiwi

Pantau

Jalan Raya Kebayoran Lama Nomor 18 CD, Jakarta 12220

Phone. 021 – 7221031 Fax. 021 – 7221055

Cell. 0815 41009682 Email. dayu_pantau@yahoo.com

www.pantau.or.id

kembali keatas

copyright © 2013 Yayasan Pantau

by:Admin Pantau