Kursus Jurnalisme Sastrawi XIV 16 Juni 2008

Admin Pantau

Tue, 26 February 2008

Tantangan baru muncul: bagaimana suratkabar bertahan bila mereka tak bisa mengandalkan kecepatan?

Hari ini hampir tak ada warga yang mendapatkan breakingnewsdari suratkabar. Mereka mendapatkannya dari televisi, radio, SMS, telepon atau internet. Tantangan baru muncul: bagaimana suratkabar bertahan bila mereka tak bisa mengandalkan kecepatan?

Tantangan ini di New York dijawab Tom Wolfe pada 1973. Wolfe mengenalkan sebuah genre baru saat itu: New Journalism. Ia mengawinkan disiplin keras dalam jurnalisme dengan daya pikat sastra. Ibarat novel tapi faktual. Genre ini mensyaratkan liputan dalam, namun memikat. Genre ini kemudian dikenal dengan nama narative reporting atau literary journalism. Menurut Nieman Reports, sejak 1980an, suratkabar-suratkab ar di Amerika banyak memakai elemennya ketika kecepatan televisi memaksa tampil dengan laporan mendalam.

Di Jakarta, genre ini diperkenalkan lewat sebuah kursus pada Juli 2001. Mula-mula hanya dua kali namun permintaan tetap datang. Angkatan-angkatan baru pun dibuat setiap satu semester. Peserta datang dari berbagai kota, dari Banda Aceh hingga Jayapura, dari Pontianak hingga Kuching, dari Ende hingga Kupang (Angkatan XIII diadakan di Banda Aceh). Alumninya, kini mulai bermunculan. Ada yang menulis buku. Ada yang jadi pemimpin redaksi. Ada yang sekolah lanjut.

Kursus ini dibuat dua minggu, berseling satu hari sesi di kelas, satu hari tugas membaca dan menulis di rumah. Peserta adalah orang yang biasa menulis untuk media. Setidaknya berpengalaman sekitar lima tahun.

Peserta maksimal 16 orang agar pengampu punya perhatian memadai buat semua peserta. Calon peserta diharapkan mengirim biodata dan contoh tulisan agar pengampu mengetahui kemampuan dasar peserta lebih awal.

Biaya pendaftaran Rp 3 juta. Biaya tersebut sudah termasuk buku dan materi kursus non buku sekitar 200 halaman serta coffe break dan makan siang. Pilihan menu makan siang cukup mengundang pujian! Kali ini akan dicoba masakan Thailand: thom yam gong, pad thai dan lainnya. Namun juga bakal coba makanan Itali: spaghetti carbonara, ravioli isi ikan, pasta plus terung bakar dalam lasagna. Menu nasi bungkus pisang ala Sunda, tak ketinggalan. Juga sayur asem, ikan asin, empal manis ala Jawa.

Biaya pendaftaran ditransfer ke rekening Yayasan Pantau, Bank Mandiri Cabang Kebayoran Lama, dengan nomor rekening 128.000.4350192.

INSTRUKTUR

Janet Steele — Profesor dari George Washington University, spesialisasi sejarah media, mengajar mata kuliah narrative journalism. Menulis buku The Sun Shines for All: Journalism and Ideology in the Life of Charles A. Dana dan Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, yang dialihbahasakan oleh Arif Zulkifli dan diterbitkan oleh P.T. Dian Rakyat tahun 2007.  Juga menulis tentang jurnalisme di Timor Leste dan Malaysia.

Andreas Harsono — Wartawan feature service Pantau, anggota International Consortium of Investigative Journalists, mendapatkan Nieman Fellowship di Universitas Harvard. Menyunting buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat. Kini menyelesaikan buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism, membahas hubungan media dengan kekerasan etnik, agama dan nasionalisme di Indonesia dan Timor Lorosae.

Guest speaker– Goenawan Mohamad, seorang penyair, redaktur pendiri majalah Tempo, Ketua Institut Studi Arus Informasi dan pendiri Teater Utan kayu. Sejak akhir tahun 1970-an. Setiap minggu menulis kolom “Catatan Pinggir” majalah Tempo.

SILABUS

MINGGU PERTAMA oleh Andreas Harsono

Senin, 16 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 — Pembukaan: perkenalan, membicarakan silabus dan membagi tugas. Diskusi tentang jurnalisme. Pedomannya, The Elements of Journalism karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.

Bacaan: Buku Sembilan Elemen Jurnalisme terjemahan karya Kovach dan Rosenstiel disediakan dalam paket. Ada resensinya oleh Andreas Harsono. “Media Bias in Covering the Tsunami in Aceh” karya Andreas Harsono.

Senin, 16 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 –– Diskusi soal jurnalisme sastrawi, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, tujuh pertimbangan dalam genre ini.

Bacaan: “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono dalam buku Jurnalisme Sastrawi; laporan-laporan dalam Nieman Narrative Journalism Conference.

Tugas untuk hari Rabu: Perhatikan sesuatu di lingkungan Anda. Bikin deskripsi dengan padat. Manfaatkan penciuman, pendengaran, warna, gerakan, kasar-halus, kontras (lucu, aneh, menarik) dan sebagainya. Hindarkan klise macam “nyiur melambai” atau “angin sepoi-sepoi.” Bikin deskripsi yang akan merampas perhatian pembaca! Maksimal satu halaman. Bacalah “Reporting in the key to good journalism” oleh Steven A. Holmes; “Tyson’s Corner” oleh David Remnick.

Rabu, 18 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 — Diskusi lanjutan soal jurnalisme dan masalahnya dengan nasionalisme- agama-etnik- ideologi- gender. Contoh-contoh dari Indonesia. Membaca tugas deskripsi dari hari Senin.

Bacaan tambahan: “The Ethnic Origins of Religious Conflict in North Maluku Province, 1999-2000” oleh Chris Wilson; “Indonesia’s Unknown War and the Lineages of Violence in West Kalimantan” oleh Jamie S. Davidson dan Douglas Kammen; “Fire Without Smoke and other phantoms of Ambon’s violence” oleh Patricia Spyer.

Rabu, 18 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 — Diskusi struktur narasi dengan contoh “Hiroshima” karya John Hersey.

Bacaan: “Hiroshima” oleh John Hersey; “Menyusuri Jejak John ‘Hiroshima’ Hersey” oleh Bimo Nugroho.

Tugas untuk hari Jumat: Carilah seseorang yang menarik serta wawancarailah dia. Gunakan wawancara itu guna membuat deskripsi dan dialog. Pilih kalimat-kalimat yang bernas, memikat, indah, kuat serta menyentak. Maksimal satu halaman. Pikirkan dampak dari setiap kalimat dalam mengikat emosi pembaca.

Jumat, 20 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 –– Satu isu namun muncul dalam empat pendekatan. Isunya Aceh. Munculnya, empat naskah, empat gaya, empat struktur. Juga akan mendiskusikan pekerjaan rumah.

Bacaan: “Orang-orang di Tiro” karya Linda Christanty; “Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah; “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono; “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” karya Chik Rini.

Jumat, 20 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 — Diskusi tentang sumber anonim dan teknik interview. Juga menonton film “Untuk Kaum Muda” karya Erfan Agus Setiawan tentang majalah Aktuil. Remy Sylado ikut jadi wartawan Aktuil.

Bacaan: “Tujuh Kriteria Sumber Anonim;” “Ten Tips for Better Interviews;” “Interviewing Sources” oleh Isabel Wilkerson.

MINGGU KEDUA oleh Janet Steele

Senin, 23 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 — Diskusi sekali lagi tentang kemungkinan jurnalisme sastrawi untuk keperluan suratkabar, lebih praktis, serta sejarah dan perbedaan antara “new,” “literary” dan “narrative” journalism.

Bacaan: “The Girl of the Year” oleh Tom Wolfe;  “Dua Jam Bersama Hasan Tiro” oleh Arif Zulkifli;  “A Boy Who Was Like a Flower” oleh Anthony Shadid, “For Now, Indonesian Fishermen Are Forced to Abandon the Sea Officials Must Move Quickly to Revive Industry, Advocates Say” oleh Ellen Nakashima, “Soldiers Face Neglect, Frustration At Army’s Top Medical Facility” oleh Dana Priest dan Anne Hull, “Violence Change Fortunes Of Storied Baghdad Street” oleh Sudarsan Raghavan.

Selasa, 24 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 — Diskusi lanjutan tentang definisi jurnalisme sastrawi, dari Tom Wolfe hingga Mark Kramer, dan pengaruhnya pada perkembangan suratkabar mainstream di Amerika Serikat.

Tugas untuk hari Rabu:  Menulis tentang sebuah peristiwa yang disaksikan.  Mulai dengan adegan, tanpa “penjelasan.” berdasarkan karya Tom Wolfe “The Girl of the Year.” Topiknya bisa apa saja tapi yang bisa memikat pembaca untuk membaca narasi itu. Mohon tak membuat lebih panjang dari dua halaman, dua spasi  agar semua peserta bisa mendapat bagian membacakan karyanya.

Rabu, 25 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 — Diskusi tentang pekerjaan rumah.

Bacaan:  “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft” oleh Chik Rini; sebagian dari buku “In Cold Blood” karya Truman Capote dan kliping dari harian The New York Times pada 1959 “Wealthy Family, 3 of Family Slain.”

Rabu, 25 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 — Diskusi tentang immersion reporting berdasarkan karya Truman Capote “In Cold Blood” serta membandingkannya dengan “Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft.”

Tugas untuk hari Jumat: Tulislah sebuah narasi dengan gaya orang pertama (“saya” atau “aku” atau “abdi” atau “gua” atau lainnya) untuk menggambarkan sebuah adegan. Gunakan model “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis, dimana Amarzan memasukkan dirinya dalam laporannya. Bahan ini akan dibacakan di depan kelas. Panjang maksimal dua halaman, dua spasi.

Jumat, 27 Juni 2008 pukul 10:00-12:00 — Diskusi tentang pekerjaan rumah yang dibuat berdasarkan “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” serta persoalan kata “saya.”

Bacaan: “Tikungan Terakhir” (laporan kematian wartawan Rudi Singgih) oleh Agus Sopian; “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin, “Buru, Menziarahi Negeri penghabisan” oleh Amarzan Loebis.

Jumat, 27 Juni 2008 pukul 13:00-15:00 — Diskusi tentang persoalan struktur narasi, dan bagaimana memanfaatkan narasi dalam berita hangat (breaking news) dengan contoh “Tikungan Terakhir” oleh Agus Sopian dan “It’s an Honor” oleh Jimmy Breslin. Penutupan serta tanya jawab dan penyerahan sertifikat.

Pendaftaran hubungi:

Siti Nurrofiqoh

Pantau

Jalan Raya Kebayoran Lama Nomor 18 CD, Jakarta 12220

Phone. 021 – 7221031 Fax. 021 – 7221055

Cell. 0813 82 460 455  Email. siti_pantau@yahoo.com

www.pantau.or. id  


kembali keatas

by:Admin Pantau