PANTAI Padang awal Juli lalu, di suatu sore. Ombak saling menggulung dan berkejaran menuju tepi pantai. Rombongan camar terbang rendah mencari mangsa. Beberapa anak kecil bermain-main dengan pasir. Sinar matahari mulai terlihat turun ke ufuk barat. Dua pasang remaja menarik kursi yang ada di tenda kawasan wisata ini. Memanggil pemilik kedai dan memesan minuman. Lalu, mereka mulai bercanda dan sama-sama tergelak.

Tak jauh dari sana, seorang lelaki muda ganteng, turun dari sebuah sedan berwarna keperakan diiringi dua lelaki bertubuh kekar. Mungkin body guard. Rambutnya panjang terurai, hingga bahu tertata rapi. Ia memakai kaos putih dan celana jeans. Sebuah kacamata putih bergagang hitam menumpang diantara batang hidungnya. Kalung bertali hitam dengan lambang salib, menggantung di leher. Sejenak dia melambai dan tersenyum kepada sejumlah anak jolong gadang (anak baru gede) yang ada disana. Di saku belakang celana kiri menggantung sebuah kunci bernomor 427 dengan label sebuah hotel bintang empat.

Dialah Ari Bernandes Lasso –lebih dikenal sebagai Ari Lasso— penyanyi andalan kelompok musik kenamaan Dewa 19 yang memilih hengkang dari kelompok itu untuk bersolo karir.

“Ada apa Ras?” Ari mendekati seorang lelaki yang sedang berusaha untuk membetulkan gitarnya. Lelaki itu, bertubuh agak kurus, berkulit putih, memiliki rambut panjang seperti Ari. Ia, Tharas Bistara, salah satu pemusik yang sejak Ari Lasso memilih bersolo karir selalu mendampingi.

Tharas memegang posisi sebagai gitaris plus backing vokal. Selain Tharas, backing vokal Ari dibantu Lusman Praharja yang memegang bass. Kelompok ini diperkuat Saleh Hermawan (Wawan) yang memegang gitar lainnya, Nugroho Budi Prasetyo (Didiet) sebagai penabuh drum dan Hendy H.S (Hendy) di posisi keyboard.

“Nggak tahu neh. Tiba-tiba putus…,” Tharas menjawab sambil tetap memperbaiki alat musiknya.

“Yang lain gimana?” Ari bertanya lagi.

“Lagi di dalam….,” Ari berusaha menengok, tapi tidak ada yang kelihatan, karena panggung tertutup pembatas.

“Aku tinggal ya.”

“Yups.”

Ari melangkah masuk. Di gedung olahraga Prayoga, sandal yang dikenakannya meninggalkan bunyi. Tak…tak…tak

SEJAK masih sekolah di tingkat dasar, Ari sudah diperkenalkan dengan musik-musik Deep Purple, Queen, Rod Stewart, Rolling Stones atau John Denver. Bahkan, di usia dini itu juga ia sudah lancar melantunkan lagu Mother How Are You Today.

Ari Lasso sendiri dilahirkan di Madiun, 17 Januari 1973 sebagai bungsu dari lima bersaudara pasangan Bartholomeus Bernard Lasso dan Sri Noerhida. Meski bukan berasal dari keluarga seniman atau pemusik, tapi ia sudah memiliki referensi-referensi penting soal musik dunia.

“Saya sudah akrab dengan musik-musik mereka,” ujar Ari kepada saya.

”Kakakku yang banyak mencekoki aku dengan lagu-lagu bermutu,” lanjutnya mengenang. Dan sejak itu, Ari berangan-angan ingin menjadi seorang penyanyi. Ari remaja mulai belajar menirukan gaya penyanyi idolanya itu. Melihat keseriusan Ari belajar menyanyi, sang kakak menyarankan agar ia belajar dengan serius. Sejak itulah, keinginannya untuk menjadi penyanyi semakin mengkristal dan menggebu-gebu.

Di SMP, keinginan Ari semakin menggebu. Ia rajin mendengarkan musik, sekaligus melihat-lihat klip demim klip video-video musik dari luar negeri, sambil mengurus klub sepakbolanya bernama Bayu Rimbadan mengelola rental buku.

Dan, kata orang, semua kisah dimulai dari bangku SMA, termasuk soal asmara dan perjalanan hidup ke depan. Itu pula yang dialami Ari Lasso.

Setamat SMP, ia masuk SMA 2 Surabaya. Masuk sekolah ini merupakan termasuk salah satu impian Ari. Bagi masyarakat Jawa Timur, sekolah ini merupakan sekolah unggulan yang banyak melahirkan band-band terkenal. Untungnya, Ari memiliki otak yang encer sehingga ia lolos dan menjadi juara.

Di SMA 2 Subaraya juga Ari membentuk Outsider Band, kelompok musik yang diperkuat oleh Wawan Juniarso, drumer Dewa formasi awal dan Piyu (gitaris PADI sekarang). Cukup berat bagi Ari mengawali kariernya, karena saat itu ia minus pengalaman. Band yang ia dirikan pernah disabotase vokalis lain dan ia pun pernah ditolak oleh Dhani Ahmad.

Bagi Ari semua itu adalah kerikil-kerikil yang harus ia lalui. Perlahan reputasinya mulai meningkat. Melihat potensi yang ada pada dirinya, ia kemudian direkrut Los Angels Band, cikal bakal Boomerang.

Bergabung dengan Los Angels Band, berarti membuka sebuah pintu baru yang lebih lebar buat Ari. Ia pun banyak berkenalan dengan “orang-orang terkenal”. Suatu kali, ia berkesempatan kenalan dengan Dhani, Erwin, dan Andra yang saat itu masih mengibarkan Down Beat. Merasa cocok dengan mereka Ari mulai berteman dan ngeband bareng. Tak lama Down Beat yang beraliran jazz memutuskan untuk menghidupkan kembali Dewa dan ngerock lagi. Ari Lasso di rekrut Dhami, Erwin dan Andra menjadi vokalis Dewa 19. Dhani pun memanggil Wawan kembali dan kali ini nama Dewa berubah menjadi Dewa 19.

Melalui perjuangan yang panjang akhirnya Dewa 19 berhasil masuk dapur rekaman dan berhasil mengantongi penghargaan sebagai ‘Pendatang Baru Terbaik’ dan ‘Album Terlaris’ versi BASF Award 1993 lewat hit Kangen. Sejak itu kegiatan Ari makin bertambah, karena ia masih tekun dan berperan aktif dalam keanggotaan Argawana, klub pecinta alam SMA 2 Surabaya.

Selama di Dewa 19, Ari terlibat dalam penggarapan album Dewa 19 yang dirilis tahun 1992, Format Masa Depan (1994), Terbaik Terbaik (1995) dan Pandawa Lima (1997).

Kesibukan luar biasa terjadi pada diri Ari Lasso. Tour dan show-show musik di dalam dan luar kota kerap dilaluinya.

“Akibatnya benar-benar gila. Saya terpaksa harus merelakan kuliah terbengkalai, dan memperoleh rangking terakhir,” terang Ari sambil tertawa kepada saya. Ia sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya. Tapi, itupun hanya sampai semester tujuh.

“Susah untuk melanjutkan, karena sebenarnya hanya sampai semester lima. Dua semester terakhir, aku cabut akibat kebanyakan show,” akunya.

Itu terjadi di tengah berkibarnya nama Dewa 19 dan eksistensinya sedang dipertaruhkan. Ia harus memilih satu diantara tiga pilihan sulit; terus kuliah, kegiatan pencinta alam atau terus menyanyi.

”Tapi bagiku mana yang lebih dulu sukses itu yang akan aku pilih,” ujar musisi yang gemar membaca ini. Ternyata kemudian nama Dewa 19 yang lebih dulu berkibar dan Ari harus konsisten dengan ucapannya.

TAHUN 1990-an adalah tahun keemasan bagi Dewa 19. Group musik ini semakin digandrungi anak-anak muda. Hampir setiap album yang dikeluarkan berhasil terjual ratusan ribu kopi, terutama album Pandawa Lima. Kehadiran Ari Lasso dalam komposisi personil kelompok musik rock itu membawa perubahan yang sangat berarti. Sulit untuk membantah, olahan vokal Ari Lasso semakin melambungkan nama Dewa 19 dengan mencatatkan penjualan album bagus.

Tapi badai yang ditakutkan itu akhirnya datang juga. Sebuah konflik yang berawal dari “perkenalan” Ari dengan drug alias narkotika dan barang-barang terlarang, berakhir dengan ending yang dibenci balaDewa –julukan penggemar Dewa 19–; Ari Lasso, vokalis low profile itu harus keluar dari Dewa 19. Itu terjadi pertengahan tahun 2000 lalu.

Konflik yang kerap hinggap makin menjadi saat album Pandawa Lima dirilis. Sejak album ketiga itu, Ari mulai ‘bersahabat’ dengan drug. Dhani tak bisa mentolerir kebiasaan Ari ini, sebab aktivitas Ari seperti itu dinilai menghambat pembuatan album Bintang Lima. Persoalan-persoalan pun kembali muncul, mulai dari dipecatnya Wong Aksan, dikeluarkannya Erwin sampai posisi Ari digantikan oleh Once.

Once adalah sapaan akrab untuk Elfonda Mekel. Penyanyi baru ini sempat mengeluarkan satu album dengan tajuk Roman Picisan bersama Dhani Ahmad dan kawan-kawan.

Benarkah Ari Lasso dikeluarkan dari Dewa 19?.

Ari punya jawaban, “Saya memilih mengundurkan diri, agar tidak banyak yang terkorbankan,” katanya.

Kalau soal narkotika? Ari mengakuinya. "Soal saya pernah pakai, memang betul. Tapi semua orang punya masa lalu. Entah masa lalu yang buruk ataupun baik. Kalaupun masa lalu itu buruk, saya berusaha untuk meninggalkannya. Bila masa lalu itu baik, ya diteruskan sebagai modal untuk menatap masa depan," katanya, mantap.

Dengan tegas pula ia mengatakan, dirinya telah membuang jauh-jauh kebiasaannya mengonsumsi narkoba. Karena tekad tersebutlah, Ari ingin membuktikan bahwa kreativitas seninya tidak padam begitu saja

Pernyataan itu semakin membuat Ari semakin optimis. Optimisme itu semakin membesar ketika banyak teman-teman artis dan musisi yang menyatakan kesiapannya untuk membantu. Sebut saja seperti Baby Romeo, Piyu PADI, Erwin Dewa, Andra, Bimo, Bongky, Anto Hoed, Denny Chasmala, Andi Rianto, dan Melly Potret. Sebuah album solo pun disiapkan.

Untuk musiknya Ari menuturkan dirinya tetap menggunakan jalur pop progresif. "Kalaupun orang masih berpikir album ini masih sewarna dengan Dewa, itu tergantung masyarakat yang menilainya. Bagi saya yang penting baru saja melakukan yang terbaik," Ari mengulas.

Maka, jadilah sebuah album solo bertajuk “Sendiri Dulu” diluncurkan ke pasaran. Dan, laku keras.

Bersama album ini Ari membawa obsesinya untuk menjadi penyanyi yang baik, profesional, dan legendaris. ”Terus terang di album ini aku dan Aquarius (Musikkindo) jualan suaraku. Soalnya musik dan lagunya nggak terlalu rumit,” katanya.

Selain sibuk merampungkan album solonya ini, Ari pun sibuk memenuhi permintaan untuk tampil duet bersama Melly Goeslaw untuk mendendangkan lagu Jika yang terdapat dalam album solo Melly.

“Jika teringat tentang dikau … jauh di mata dekat di hati…” bait syair yang menjadi top request dalam setahun terakhir, dimana pun. Bagi Ari, Jika merupakan debut pertamanya kembalinya ke percaturan musik Indonesia sejak menghilang selama dua tahun, setelah meninggalkan Dewa 19.

Berkat Jika Melly Goeslaw inilah nama Ari Lasso perlahan berkibar kembali. Selain duet dengan Melly, Ari juga ikut menjadi backing vokal untuk lagu Roman Picisan dalam album Bintang Lima milik Dewa.

Boleh jadi Melly “mencomot” Ari dalam situasi yang tepat. Itu sebabnya, ia sangat berterima kasih pada Melly yang mau mengajak dirinya membantu album solo Melly. “Ini sangat membantu publikasiku setelah hilang dua tahun” ujar Ary senang.

Ada sejumlah lagu yang dijadikan andalan dalam album pertama Ari Lasso, selain Misteri Illahi, Kamulah atau perbedaan. Diantaranya, Nelangsa dan Penjaga Hati. Semuanya bertemakan cinta dan kesedihan. Lihatlah bait demi bait Perbedaan.

Sendiri resapi heningnya malam ini

Tanpamu disini hatiku sunyi

Berharap engkau kembali oh ..

Mengisi hari bersama lagi

Segala perbedaan itu

Membuatmu jauh dariku

Biarlah sang waktu menjaga cintamu

Nyalakanlah api cinta

Membakar ragu yang ada

Ku kan selalu setia

Hingga saat tiba

Perpisahan ini hanya tuk sementara

Sabarlah menanti usah gelisah

Klip lagu ini berisi hitam putih sekaligus artistiik. Memang hanya itu konsep yang ditawarkan mantan video jokey stasiun televisi musik MTV, Shanty buat sobatnya, Ari Lasso. Dalam klip ini pula tergambar sosok Ari yang yang sudah benar-benar sendiri, tanpa embel-embel Dewa yang pernah membesarkan dan melambungkan namanya.

Di Jakarta, syuting ini dilakukan di Studio 33, dan dikerjakan dari pagi sampai malam. Dimas Djay yang menggarap klip ini sengaja mendatangkan 20 pemain orkestra seperti di lagu aslinya.

“Biar menghidupkan suasana, begitu katanya. Tapi, mereka hanya di dudukkan dalam formasi setengah lingkaran, dengan aku yang duduk manis di bangku yang lebih tinggi. Tenda putih berkerucut , bikin suasana teduh dan nyaman,” cerita Ari mengenang.

Cerita tentang cinta dan kesedihan juga terlihat dalam lagu Misteri Illahi dan Penjaga Hati. Tak pernah aku impikan/Betapa beratnya meruntuhkan hatimu/Lama sudah ku menunggu/Seutas harapan tulus cintamu/Takkan kutemui wanita …//

Soal Penjaga Hati, terutama klipnya, Ari membuka rahasia. Menurutnya, Penjaga Hati memang dibikin sederhana. Kisah cowok kaya yang justru memperoleh kebahagiaan dari seorang cewek cacat.

Kata Ari, kalau klip Misteri Illahi dan Perbedaan digarap sama Dimas Djay, klip Penjaga Hati dikerjakan oleh Eugene Panji dari rumah produksi Human Plus untuk menggarap story board dan tetek bengek lainnya.

“Jalan ceritanya sederhana aja. Ada cowok ganteng, kaya raya yang lagi bosan dengan kehidupan mewahnya. Lalu bertemu cewek charming, tapi cacat kaki, “ terang Panji, sang sutradara dalam sebuah situs hiburan.

“Posisi Ari sendiri Gue tempatin sebagai orang yang punya cerita, “ tambah cowok yang juga sukses menyutradarai klip Ngangkang nya Slank dan Tipe-X ini.

Ada yang melihat, keluarnya album Sendiri Dulu memperlihatkan Ari Lasso yang di dera kekecewaan. Frustasikan Ari setelah keluar dari Dewa?

“Album ini memang berisikan tentang cinta. Tapi bukan berarti saya telah melakukan penyesalan besar atas keputusan keluar dari Dewa. Itu memang jalan terbaik,” katanya.

Ia memang tidak memungkiri nama besarnya kini karena keterlibatannya menjadi salah satu personel grup sebesar Dewa. Dan, meski dalam setiap kesempatan, ia selalu membawakan hit-hit cantik dari Dewa.

Tetapi katanya, Dewa atau Dewa 19 itu telah menjadi masa lalu, yang hanya akan menjadi sejarah tersendiri dalam kehidupannya.

“Gue ingin, semuanya tidak lagi dikait-kaitkan,” harap Ari Lasso. Untuk kedepannya, Ari ingin image Dewa tidak lagi dikait-kaitkan pada dirinya.

Menurut Ari, adalah sebuah kesalahan besar mengaitkan album Sendiri Dulu dengan grup musik Dewa. Semuanya jelas berbeda. Yang tidak berubah adalah kekuatan vokal dan cengkoknya yang masih kedengaran sedikit miris.

“Ini cuma sekedar mengingatkan fans yang lama, bahwa Gue juga pernah nyanyi di Dewa 19. Tapi bukan Cuma lagu lama aja kok yang Gue jual. Gua kan punya lagu-lagu baru juga. Lagian, ini kan Ari from the past!“ sergahnya.

Lagi pula, "Saya baru punya satu album dan itu juga hanya berisi 8 lagu. Pada saat show, saya merasa tak cukup hanya dengan menyanyikan delapan lagu saja. Dari pada membawakan lagu-lagu Barat atau lagu orang lain, lebih baik menyanyikan lagu yang pernah saya bawakan sendiri," Ari beralasan.

Cowok cuek ini juga mengakui, butuh waktu lama untuk menyiapkan solo album pertamanya. “Jujur Gue ngumpulin materi lagu saat Gue masih di Dewa. Tapi ternyata, untuk proses rekaman dan lainnya Gue butuhin waktu sampe negara kita ganti presiden empat kali, “ selorohnya. Kesiapan mental dan perbaikan kualitas diri, itulah alasan kenapa album solonya ini tertunda selama ini.

Album Sendiri Dulu dibuka dengan tembang Percuma. Kekuatan lagu ini ada di lirik dan penghayatan Ari. “Mungkin karena yang menyiapkan Bebi Romeo, makanya lagu ini agak sedikit melankolis, dengan syair yang menggambarkan penghianatan,” Ari tertawa. Dalam album ini, sahabatnya Pidu PADI turut membantunya dengan lagu Penjaga Hati yang bercerita tentang sebuah harapan.

Yang paling “setia” memang Melly Goeslaw. Setelah mengangkat kembali nama Ari dengan hits Jika, vokalis Potret ini menawarkan lagi lagu yang pantas buat the next hit, Nelangsa. Sedangkan nomor Misteri Ilahi sengaja dipilih Ari karena menurutnya, lagu itu yang paling pas mewakili kata hatinya !

“Gue juga nggak nolak kalo ada yang bilang ini album curhat Gue ! “ katanya.

KEHADIRAN Ari Lasso, bisa jadi, merupakan salah satu daya tarik lagu-lagu Dewa 19 di samping kemampuan Ahmad Dhani dalam mencipta lagu. Vokalnya sangat khas, yang memberi kontribusi besar atas kesuksesan lagu-lagu Dewa seperti Kangen, Kamulah Satu-satunya hingga Cinta Kan Membawamu Kembali.

Memang, kemudian Ari memilih keluar. Tapi setelah cabut, ketika Dewa 19 merilis album The Best of Dewa 19 tahun 1999, Ari masih sempat menyumbangkan vokalnya di lagu Elang dan Persembahan dari Surga. Di album terbaru Dewa, Bintang Lima, Ari juga mengisi vokal latar di lagu Roman Picisan.

Ari Lasso adalah Dewa 19. Dewa adalah Ari Lasso, demikian banyak orang punya pikiran. Sebab, berkat olah vokal Ari lah nama Dewa kian melambung. Maka ketika Ari memutuskan untuk cabut, Dewa akan mati. Tapi ada juga yang berpendapat, Dewa bisa tetap jalan tanpa Ari. Karena motor Dewa sesungguhnya adalah Dhani. Dialah Konseptor sejati Dewa.

Kenyataannya?. “Mereka masih tetap eksis khan?. Justru nama mereka semakin besar,” puji Ari, serius.

New Dewa kini agaknya memang lebih optimis. Apalagi setelah dirilisnya single “Elang”. Dewa yang formasi barunya terdiri dari Dhani, Andra, Tio dan Once ini semakin mantap dan tak gentar bersaing dengan Ari Lasso.

Tapi ada kabar tak enak untuk di dengar. Sebuah rumor belakangan muncul dan semakin menguat. Posisi Once di Dewa akan mengalami nasib yang sama seperti Ari Lasso.

Kabar mengenai rencana pemecatan Once dari Dewa semakin berkembang setelah melihat sikap Dhani yang memang sering tidak cocok dengan orang lain. Contohnya kasus yang dialami Ari Lasso, yang dikeluarkan karena terjerumus pada obat-obatan. Namun alasan lainnya adalah popularitas Ari hampir mengalahkan Dhani akhirnya tidak heran jika Dhani mengeluarkan Ari dari Dewa.

Namun rumor tersebut langsung dibantah oleh Didiet Dada, manajer Dewa. "Berita itu salah besar. Di Dewa, Once memang punya kecenderungan suka menyendiri. Dia jenis orang yang tidak terlalu suka kumpul-kumpul. Bisa dibilang dia malah jadi anak kesayangan Dewa saat ini. Kalau misalkan Dewa mendapat fasilitas lebih, yang didahulukan pasti Once. Lalu mengenai kabar miring itu saya juga sering mendengarnya," katanya kepada situs hiburan Kafe Gaul.

Sebelum hengkangnya Ari Lasso, Dewa 19 berhasil juga mengeluarkan album The Best of Dewa 19 yang dirilis di penghujung tahun 1999. Dan sukses. Lewat dua single Elang dan Persembahan Dari Surga, Dewa 19 kembali berkibar, meski tanpa sepotong promosi apapun.

Konflik yang lahir dalam tubuh Dewa 19 memang membuat pusing manajemen dan produser. Melihat kenyataan itu pihak label lantas mengeluarkan pernyataan bahwa Dewa 19 tidak bubar hanya divakumkan sementara tanpa batas waktu.

Sementara itu, Dhani semakin mengibarkan ‘New’ Dewa dengan vokalis Once dan telah menyelesaikan album Bintang Lima. Dewa 19 kembali berubah nama menjadi Dewa saja, tanpa label 19.

ARI LASSO, sudah kembali. Album Sendiri Dulu yang dilemparkan ke pasaran sejak 8 Agustus 2001, sudah terjual 500 ribu keeping. Angka seperti itu, merupakan sebuah angka yang cukup besar untuk sebuah solo album pria yang berkosentrasi pada aliran pop progresif. Dan, tentu saja ini sudah melebihi target 150 ribu keping yang dipatoknya.

Sukses besar Sendiri Dulu membawa pengaruh terhadap kehidupan Ari. Ia pun berhak untuk menerima sebuah sertifikat platinum dari Aquarius Musikindo, perusahaan rekaman yang menaunginya.

Dua minggu setelah dirilis, penjualan album solonya telah mencapai angka 100 ribu keping. Ari benar-benar memberikan bukti bahwa ia masih bisa “membius” penggemarnya

“Nama Ari Lasso sebagai artis yang kini bersolo karir memang masih bisa diandalkan,” kata Oddy Mamat, old manager Jam Artist Management dan Renny Mayasari, Artist and Promotion Relation Independent Aquarius Musikindo.

"Ini karunia Tuhan semata. Buat saya, penjualan ini cukup fantastis," tutur Ari.

Menyusul angka penjualan album tersebut, Ari pun memperoleh royalti dari Aquarius. Tentang berapa besar royalti yang diterimanya, Ari enggan menyebut angka pastinya. Namun yang jelas, royalti tersebut dibelikan Ari sebuah rumah di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan dan juga sebuah mobil.

DI ATAS panggung, kesibukan terpampang jelas. Tiga personil yang membantu di bagian perlengkapan, Pepen, Bahrul dan Rojali sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Rojali sibuk dengan amplifier, sementara Pepen yang mengenakan baju hitam bertuliskan Ari Lasso harus ke depan dan bagian belakang panggung untuk membenahi kabel-kabel. Sesekali ia meraih mikrofon untuk sekedar mengetes. “Check…check…”. Kalau itu terjadi, Bahrul akan mendekati speaker besar dan kecil yang ada di sisi kiri, depan dan kanan panggung. Ia hendak memastikan suara dalam posisi treble atau bass nya.

Adegan seperti itu berlangsung hampir satu jam, sebelum semuanya benar-benar siap. Tharas telah kembali ke atas panggung, Didiet telah bersiap dengan dua pemukul drum di tangan, Hendy dengan jari-jari tangan yang siap menari-nari di atas keyboard serta Wawan dan Lusman dengan gitar menggantung di pinggang kanan.

Ari mendekati mikrofon. Bahrul membantunya memasang micphone di saku belakang. Dua tali kecil dan halus dihubungkan ke telinga kiri dan kanan.

Lalu ia bercuap-cuap sendiri. Check…hit. Check….hit…check…

Ody Mamat, road manager Ari Lasso dari Jam Artist Management — entertaint house yang mengelolah tour dan show Ari Lasso—yang semula hanya mengawasi jalannya check sound mulai bergerak. Ia mendengarkan suara Ari melalui soundtech. Ari Lasso masih melakukan testing suara. Check…hit. Check…hit. Check…. Oddy Mamat memberi sebuah tanda kepada Bahrun. Bahrun paham, lalu memutar-mutar sebuah tombol. Kembali Ari mengeluarkan suara. Check…hit.Check…

“Oke, kita mulai ya,” akhirnya, Ari memberi aba-aba.

“Siiipp….” Semua personel serentak menjawab, sambil mengepalkan tangan dengan menonjolkan ibu jari.

Ari mulai bernyanyi. Misteri Illahi, yang menjadi salah satu andalan dalam album solo pertama berlabel Sendiri Dulu milik Ari Lasso.

Aku masih disini/Mendekap hampa di hati/Yang hingga kini menghantui/Tentang arti hidup ini/Am……………. Em/Waktu terus berputar/Tanpa bisa menawar/Manisnya segala sanjung puji/Menjadi Pahit caci maki/

Segala yang terjadi dalam hidupku ini/Adalah sebuah misteri Illahi/Perihnya cobaan hanya ujian/ kehidupan//lelah kaki melangkah/

Tersesat tiada arah/Suara hati semakin lemah/Terkikis oleh Amarah//

Sesaat aku tersentak/Ingin rasanya berteriak/Masihkah ada cinta tersisa/Untuk jiwa yang terlunta

Ari berhenti sejenak. Ia menoleh personilnya. Tharas dan Lusman sedang melakukan cross check ulang gitarnya. Sesekali ia masih memetik dawai demi dawai.

“Diet, setelah Misteri Illahi, trus nyambungnya Kamulah ya…. cet…cet…cereret….” Ari memberitahu penabuh drum. “Jadi, Wawan, Tharas dan Hendy, sehabis Misteri Illahi, kita lanjut ke Kamulah. Welcome to jingle,” ia berkata, lagi.

“Oke, welcome to jingle,” yang lain serentak mengulang.

Tapi sebuah dering telpon genggam mengheningkan suasana. Getarannya mempengaruhi sound system yang ada di atas panggung. Ari memasukkan tangan kirinya ke dalam saku. Merogoh dan mengambil, lalu membawa benda berteknologi tinggi itu ke telinga kiri.

“Iya…aku di Padang. Lagi check sound neh,” Ari menjawab pertanyaan sang penelpon. Ada kelembutan dalam nadanya. Mungkin temannya atau bisa jadi telpon barusan dari Vitta Dessy, sang pendamping setia yang dinikahinya sejak Maret 1999 lalu.

Begitulah, tembang kedua, ketiga dan seterusnya mangalun dalam proses gladi resik petang itu. Sesekali Ari turun ke tempat dimana penonton akan menyaksikannya beraksi dan memberi beberapa perintah dan aba-aba kepada operator light dan sound.

Prosesi check sound baru berakhir menjelang maghrib. Sebelum menaiki mobil, ia masih sempat berkata kepada saya, “Saya suka dengan Saman dan Larungnya Ayu Utami,”. Katanya setelah mengetahui Pantau berkantor di Utan Kayu.

MALAM itu, gedung Gelanggang Olahraga Prayoga Padang benar-benar berubah menjadi tempat jeritan-jeritan histeris anak muda, meski mereka sempat marah, karena Ari yang tampil dengan stelan serba hitam harus telat manggung hampir satu jam.

Persolanannya bukan hanya itu. Lampu yang menerangi ruangan dan digunakan untuk keperluan penampilan panggung bertajuk Misteri Illahi Road Show padam total dua kali. Masing-masing saat pertengahan lagu kedua dan akhir lagu ketiga. Ari marah besar, seperti kemarahan penonton yang memuncak dan melempari panggung dan peralatan yang ada di atasnya.

“Panitia lokal memang sering tidak professional. Tapi itulah fenomena,” sebut Ari tentang insiden itu. Tapi ia berhasil menenangkan massa yang marah, dengan menjalin komunikasi yang baik dengan mereka.

Walaupun jadwal penampilannya padat, kapasitas vokal Ari justru terdengar lebih baik dibanding saat menggelar konser bersama mantan kelompknya Dewa beberapa waktu yang lalu. Ketika ditanya rahasianya, Ari cuma tersenyum dan mengatakan bahwa dia tidak mau kembali menyanyi kalau cuma setengah-setengah.

"Sekarang setelah sembuh, saya mencoba menjaga kondisi badan. Saya sadar buat seorang vokalis suara adalah yang terpenting. Jadi kalau hilang, sepertinya tidak lucu," ujar Ari. Untuk itu, ia selalu membiasakan hidup sehat dan berolahraga teratur.

“Sebelum show, saya harus istirahat total. Sebab, ukuran keberhasilan sebuah musik bukan terletak pada kuantitas, melainkan bagaimana masyarakat penikmat menikmati dan menghayati. Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana penonton pulang dengan hati yang senang,,” sebut ayah dari Aura Rifaya Maharani yang kini berusia tiga tahun.

TENGAH malam di kamar hotel, setelah penampilan. Ari sedang merapikan rambutnya dengan handuk. Ia masih bertelanjang dada, dengan celana pendek. Tempat tidur juga masih acak-acakan. Beberapa potong pakaian, termasuk yang dipakainya saat check sound masih teronggok disana.

Di depannya, sebuah televisi berukuran 20 inci terhubung dengan alat mainan anak-anak. “Saya selalu membawa game ini saat tour atau show. Lumayan, bisa membantu merilekskan badan,” katanya tentang alat itu.

Di ruangan itu terdapat tiga kursi tamu, dengan satu meja kecil. Di atas meja, terdapat bungkusan Dji Sam Soe dengan tiga batang rokok di dalamnya.

Ia bercerita banyak tentang perjalanan hidupnya, dan rencana masa depan.

Saat ini ia mengaku sedang mempersiapkan album solo kedua bertitel Kesempatan Kedua. “Mudah-mudahan menjelang akhir tahun ini bisa dirilis,” katanya, mantap. Tema yang diangkat masih seputar masalah cinta dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya masih memilih tema itu. Saya belum mau masuk ke tema politik. Sebab, menurut saya, jangankan lewat lagu, lewat demo yang mengerahkan ribuan massa aja, masalah-masalah politik masih seperti itu. Kagak berubah-ubah,”

Ari juga akan menyelipkan puisi dalam lirik-lirik lagu yang hampir seluruhnya diciptakan sendiri. "Tidak tahu nanti perkembangannya bagaimana. Bisa saya semua, atau ada pencipta lain yang mungkin akan diajak bekerja sama," kata Ari.

Ari mengaku ingin memberikan sedikit perbedaan dalam album keduanya. Kalau album pertamanya menyuguhkan nuansa pop, kali ini Ari ingin albumnya bukan sekadar pop. "Maksudnya sedikit bernuansa rock. Biar ada inovasi. Tidak ringan dan mendayu-dayu. Biar pendengar juga mendapat sebuah nuansa baru dari karakter vokal saya," katanya.

Keinginan yang lain adalah menggelar konser bareng musisi kondang. Penyanyi lagu-lagu country Iwan Fals adalah salah satu yang diharapkan Ari bisa tampil bareng dalam satu panggung. Sebab Iwan dikenal sebagai musikus yang memiliki banyak penggemar. Selain itu, Ari juga ingin konser bareng Melly Goeslaw, Ahmad Dhani dan Chrisye. Tapi sepertinya keinginan itu baru akan terlaksana beberapa tahun mendatang. Sebab Ari baru saja merilis album pertamanya.

"Sekarang saya baru punya 10 lagu, yang namanya konser kan dua jam lebih, nanti membawakan lagu siapa…?," tanyanya.

Yang tidak kalah pentingnya adalah ajakannya untuk memberantas para pembajak.

“Menghimbau para pembajak untuk tidak melakukan itu, jelas suatu hal yang tidak mungkin, karena saya percaya banget, bahwa ada mafia dibalik pembajakan. Kalaupun ada yang ditangkap, itu hanya dikorbankan. Untuk itu, saya berharap semua artis bersatu menyadarkan masyarakat bahwa membeli kaset dan CD yang asli adalah tindakan terpuji,” katanya, lagi. Nah….!!*

by:John Nedy S.