Sierra Leone

Jan Dago

Mon, 2 February 2004

PERANG saudara di negara Afrika ini akhirnya mereda pada akhir 2002. Tapi ia tercatat sebagai salah satu perang saudara zaman modern dengan kebengisan tribal kuno serba menyayat hati.

PERANG saudara di negara Afrika ini akhirnya mereda pada akhir 2002. Tapi ia tercatat sebagai salah satu perang saudara zaman modern dengan kebengisan tribal kuno serba menyayat hati. Kekejaman dilakukan oleh berbagai faksi pemberontak, terutama dari Revolutionary United Front (RUF), maupun pasukan pemerintah, walau dalam skala yang berbeda.

Campur tangan dari United Nations Mission in Sierra Leone (UNAMSIL) dan Inggris yang membantu Sierra Leonean Army (SLA), pada akhirnya membuat faksi-faksi yang bertikai ini maju ke meja perundingan.

Namun jalan perdamaian amat lambat. Masa transisi, dari suasana perang ke keadaan damai, yang antara lain ditandai dengan pemilihan umum bantuan UNAMSIL, memang membuat perubahan, tapi lambat sekali. Saat pemilihan itulah saya berada di Sierra Leone pada akhir 2002.

Secara umum, mulai terjadi perubahan cara pandang dan sikap warga Sierra Leone. Dari keputusasaan yang mendalam selama peperangan hingga harapan yang gelisah saat pemilihan umum yang, untungnya, berjalan damai dan demokratis.

Tantangan Sierra Leone sekarang adalah memulihkan keadaan ekonomi dan sosial, menstabilkan hubungan antarsuku, serta memerangi korupsi –alasan utama yang membuat perang terjadi.*

Diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Esti Wahyuni Chaeruddin.

kembali keatas

by:Jan Dago